Selasa, 29 April 2008

nunung nurjanah widya

A. Buatlah Suatu instrumen wawancara/ daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui :

1. Motif dan Motivasi

Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Apa saja yang yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya.

Juga dalam soal belajar, motifasi itu sangat penting. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Di sekolahan seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motifasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya.

Benyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semua tidak terduga. (Purwanto, 2002 : 60-61).

Motivasi ialah suatu proses untuk menggalakkan sesuatu tingkah laku supaya dapat mencapai matlumat-matlumat yang tertentu. Konsep motivasi memang susah difahami kerana kesannya tidak dapat diketahui secara langsung. Seseorang guru terpaksa melibatkan proses berbagai motif kelakuan seseorang yang diukur dari segi perubahan, keinginan, keperluan dan matlamatnya. (http://ms.wikipedia.org/wiki/Motivasi).

2. Potensi bawaan

Setiap ciptaan mempunyai talenta alami yang unik di dalam dirinya. Talenta bawaan itu akan menjadi sempurna secara alami. Artinya, bila seseorang menyadari bahwa kekuatan bawaannya yang dimilikinya misalkan talenta seorang orator (communicator) maka dengan berlatih guna memperoleh skill dan mempelajari teknik-teknik berkomunikasi dan berbicara (knowledge) maka dia akan mampu mencapai penampilan puncak yang sempurna (best performance)nya sebagai orator. Maka sebenarnya dalam pemilihan jurusan bagi anak-anak kita, sebaiknya disesuaikan dengan bakat bawaan (talenta innate) yang mereka miliki. Saat ini test potensi bawaan ini seperti Strengths Finder, MBTI dan DISC Profile telah dapat digunakan untuk memahami potensi bawaan seseorang. Biasanya siswa yang memilih jurusan sesuai dengan potensi bawaannya, seolah telah mempersiapkan karir yang nanti akan memberinya kepuasan dan kebahagiaan. Sebaliknya mereka yang dipaksa mengikuti jurusan yang sebenarnya tidak seusai dengan potensi bawaannya, sering mengalami kesulitan dalam meniti karir, bahkan stress dalam menjalani jurusan tersebut.

3. Pengaruh lingkungan belajar

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu siswa, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :
1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial
Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat sekali.
2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.

4. Keunikan pribadi

Anak berbakat memiliki karakteristik kepribadian yang unik. Umumnya mereka memiliki minat yang kuat terhadap berbagai bidang yang menjadi interestnya. Sangat tertarik terhadap berbagai persoalan moral dan etika. Sangat otonom dalam membuat keputusan dan menentukan tindakan. Sejumlah karakteristik yang unik ini jika tidak dipahami dengan benar oleh para pendidik dan orang tua maka akan menimbulkan persepsi seolah-olah anak berbakat adalah individu yang keras kepala, tidak mau kompromi bahkan ada yang secara ekstrim menilai anak berbakat rendah sikap prososialnya.

Mempertimbangkan keunikan karakteristik kepribadian anak berbakat seperti tersebut di atas maka diperlukan cara-cara khusus dalam mengelola atau memfasilitasi kegiatan berlajar anak berbakat. Sikapnya yang otonom dipadu dengan task commitment yang tinggi dan minatnya terhadap banyak aspek kehidupan serta nilai-nilai moral maka wajar jika anak berbakat memiliki perilaku belajar yang berbeda dengan anak umum.
Dalam belajar, anak-anak berbakat memiliki self regulated yang kuat dan positif untuk menunjang keberhasilannya. Mereka mampu menentukan sendiri tujuan belajarnya, mampu menumbuhkan rasa mampu diri (self-efficacy ) untuk meraih target yang hendak dicapai, penataan lingkungan untuk menopang pencapaian target, menentukan sendiri bagaimana mendapatkan social support agar dapat sukses, melakukan evaluasi diri dan memonitor kegiatan belajarnya. Hal inilah yang membedakan anak berbakat dengan anak-anak biasa.

B. Jelaskan Teori Belajar seperti di bawah ini:

  1. Teori Belajar Behaviorisme

Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar. Prinsip-prinsip teori behaviorisme:

- Obyek psikologi adalah tingkah laku

- semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek

- mementingkan pembentukan kebiasaan

2. Teori belajar Kognitif atau teori pemrosesan informasi

Psikologi kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu teori psikoloig kognitif memandang beljar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.

  1. Teori belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

  1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
  2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
  3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
  4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
  5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
  6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
  1. Teori belajar Alternatif konstruktivisme.

Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang subyek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi.

Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa

Selasa, 01 April 2008

MENCAPAI KEMATANGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Mengenali Tanda-Tanda Kematangan Diri

Dari tema diatas yang diambil dari permasalahan bimbingan konseling kelas 12/3 SMA Mencapai Kematangan Dalam Mengambil Keputusan tetapi yang diangkat permasalahannya itu adalah tentang bagaimana Me3ngenali Tanda-Tanda Kematangan Diri. Para ahli psikologi dan psikiater sepakat, bahwa kesuksesan seseorang ditandai dengan berkembangnya prestasi serta kematangan emosinya. Meski tidak ada orang yang menyangkal pernyataan ini, tetapi sedikit orang yang mengetahui secara pasti tentang bagaimana penampilan seseorang yang dewasa atau matang itu, bagaimana cara berpakaian dan berdandannya, bagaimana caranya menghadapi tantangan, bagaimana tanggung jawabnya terhadap keluarga, dan bagaimana pandangan hidupnya tentang dunia ini. Yang jelas kematangan adalah sebuah modal yang sangat berharga. Sesungguhnya apa yang disebut dengan kematangan atau kedewasaan itu?

Kedewasaan tidak selalu berkaitan dengan intelegensi. Banyak orang yang sangat brilian namun masih seperti kanak-kanak dalam hal penguasaan perasaannya, dalam keinginannya untuk memperoleh perhatian dan cinta dari setiap orang, dalam bagaimana caranya memperlakukan dirinya sendiri dan orang lain, dan dalam reaksinya terhadap emosi. Namun, ketinggian intelektual seseorang bukan halangan untuk mengembangkan kematangan emosi. Malah bukti-bukti menunjukkan keadaan yang sebaliknya. Orang yang lebih cerdas cenderung mempunyai perkembangan emosi yang lebih baik dan superior, serta mempunyai kemampuan menyesuaikan diri atau kematangan sosial yang lebih baik. Kedewasaan pun bukan berarti kebahagiaan. Kematangan emosi tidak menjamin kebebasan dari kesulitan dan kesusahan. Kematangan emosi ditandai dengan bagaimana konflik dipecahkan, bagaimana kesulitan ditangani. Orang yang sudah dewasa memandanng kesulitan-kesulitannya bukan sebagai malapetaka, tetapi sebagai tantangan-tantangan. Apa sih kedewasaan/kematangan itu? Menurut kamus Webster, adalah suatu keadaan maju bergerak ke arah kesempurnaan. Definisi ini tidak menyebutkan preposisi "ke" melainkan "ke arah". Ini berarti kita takkan pernah sampai pada kesempurnaan, namun kita dapat bergerak maju ke arah itu. Pergerakan maju ini unik bagi setiap individu. Dengan demikian kematangan bukan suatu keadaan yang statis, tapi lebih merupakan suatu keadaan "menjadi" atau state of becoming. Pengertian ini menjelaskan, suatu kasus misal, mengapa seorang eksekutif bertindak sedemikian dewasa dalam pekerjaannya, namun sebagai suami dan ayah ia banyak berbuat salah. Tak ada seseorang yang sanggup bertindak dan bereaksi terhadap semua situasi dan aspek kehidupan dengan kematangan penuh seratus persen. Mereka dapat menangani banyak problem secara lebih dewasa. Berikut ini ada beberapa kualitas atau tanda mengenai kematangan seseorang. Namun, kewajiban setiap orang adalah menumbuhkan itu di dalam dirinya sendiri, dan menjadi bagian dari dirinya sendiri. Maka, orang yang dewasa/matang adalah:

1-Dia menerima dirinya sendiri.

Eksekutif yang paling efektif adalah ia yang mempunyai pandangan atau penilaian baik terhadap kekuatan dan kelemahannya. Ia mampu melihat dan menilai dirinya secara obyektif dan realitis. Dengan demikian ia bisa memilih orang-orang yang mampu membantu mengkompensasi kelemahan dan kekurangannya. Ia pun dapat menggunakan kelebihan dan bakatnya secara efektif, dan bebas dari frustasi-frustasi yang biasa timbul karena keinginan untuk mencapai sesuatu yang sesungguhnya tidak ada dalam dirinya. Orang yang dewasa mengenal dirinya sendiri dengan lebih baik, dan senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik. Ia tidak berkepentingan untuk menandingi orang lain, melainkan berusaha mengembangkan dirinya sendiri. Dr. Abraham Maslow berkata, "Orang yang dewasa ingin menjadi yang terbaik sepanjang yang dapat diusahakannya". Dalam hal ini dia tidak merasa mempunyai pesaing-pesaing.

2-Dia menghargai orang lain.

Eksekutif yang efektif pun bisa menerima keadaan orang lain yang berbeda-beda. Ia dikatakan dewasa jika mampu menghargai perbedaan itu, dan tidak mencoba membentuk orang lain berdasarkan citra dirinya sendiri. Ini bukan berarti bahwa orang yang matang itu berhati lemah, karena jika kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri seseorang itu sudah sedemikian mengganggu tujuan secara keseluruhan, ia tak segan untuk menghentikannya. Ukuran yang paling tepat dan adil dalam hubungan dengan orang lain bahwa kita menghormati orang lain, adalah ketiadaan keinginan untuk memperalat atau memanipulasi orang lain tersebut.

3-Dia menerima tanggung jawab.

Orang yang tidak dewasa akan menyesali nasib buruk mereka. Bahkan, mereka berpendapat bahwa nasib buruk itu disebabkan oleh orang lain. Sedangkan orang yang sudah dewasa malah mengenal dan menerima tanggung jawab dan pembatasan-pembatasan situasi dimana ia berbuat dan berada. Tanggung jawab adalah perasaan bahwa seseorang itu secara individu bertanggung jawab atas semua kegiatan, atau suatu dorongan untuk berbuat dan menyelesaikan apa yang harus dan patut diperbuat dan diselesaikan. Mempercayakan nasib baik pada atasan untuk memecahkan persoalan diri sendiri adalah tanda ketidakdewasaan. Rasa aman dan bahagia dicapai dengan mempunyai kepercayaan dalam tanggung jawab atas kehidupan sendiri.

4-Dia percaya pada diri sendiri.

Seseorang yang matang menyambut dengan baik partisipasi dari orang lain, meski itu menyangkut pengambilan keputusan eksekutif, karena percaya pada dirinya sendiri. Ia memperoleh kepuasan yang mendalam dari prestasi dan hal-hal yang dilaksanakan oleh anak buahnya. Ia memperoleh perasaan bangga, bersama dengan kesadaran tanggung jawabnya, dan kesadaran bahwa anak buahnya itu tergantung pada kepemimpinannya. Sedangkan orang yang tidak dewasa justru akan merasa sakit bila ia dipindahkan dari peranan memberi perintah kepada peranan pembimbing, atau bila ia harus memberi tempat bagi bawahannya untuk tumbuh. Seseorang yang dewasa belajar memperoleh suatu perasaan kepuasaan untuk mengembangkan potensi orang lain.

5-Dia sabar.

Seseorang yang dewasa belajar untuk menerima kenyataan, bahwa untuk beberapa persoalan memang tidak ada penyelesaian dan pemecahan yang mudah. Dia tidak akan menelan begitu saja saran yang pertama. Dia menghargai fakta-fakta dan sabar dalam mengumpulkan informasi sebelum memberikan saran bagi suatu pemecahan masalah. Bukan saja dia sabar, tetapi juga mengetahui bahwa adalah lebih baik mempunyai lebih dari satu rencana penyelesaian.

6-Dia mempunyai rasa humor.

Orang yang dewasa berpendapat bahwa tertawa itu sehat. Tetapi dia tidak akan menertawakan atau merugikan/melukai perasaan orang lain. Dia juga tidak akan tertawa jika humor itu membuat orang lain jadi tampak bodoh. Humor semestinya merupakan bagian dari emosi yang sehat, yang memunculkan senyuman hangat dan pancaran yang manis. Perasaan humor anda menyatakan sikap anda terhadap orang lain. Orang yang dewasa menggunakan humor sebagai alat melicinkan ketegangan, bukan pemukul orang lain.

Selasa, 25 Maret 2008

Psikologi Perkembangan Remaja

Nama:Nunung nurjanah

Nim:106013000308


Psikologi Perkembangan Remaja


Kehidupan remaja hari ini penuh dengan pelbagai permasalahan sosial yang bukan sahaja merunsingkan ibu bapa tetapi juga pemimpin negara. Banyak cara dan kaedah telah digunakan untuk menarik mereka ini kearah kebaikan untuk menjadi insan berguna namun jalan yang salah dan hitam juga mereka pilih.

Mereka seolah suka membuatsesuatu yang negative yang mendatangkan kemudharatan bukan sahaja kepada diri sendiri tetapi juga kepadaorang lain. Apa punca dankenapa? Untuk itu SIASAH melalui wartawannya Kalsum Hj Ahmad telah menemui Saudara Mohd Ridhuan Tee Abdullah, seorang pendakwah bebas merangkap Pengarah Eurobest Holding Sdn Bhd. Banyak huraian dan penjelasan yang diungkapkan berkaitan dengan permasalahan remaja hari ini. SIASAH: Pada pandangan Saudara Mohd Ridhuan mengapa dan kenapa para remaja kita mudah terjebak dengan perkara-perkara negatif yang bukan sahaja boleh merosakkan diri mereka tetapi juga agama, bangsa dan negara?

Ridhuan Tee- Melalui kajian yang dibuat, apa yang berlaku ke atas remaja-remaja kita hari ini kerana mereka tidak memiliki hala tuju diri atau matlamat hidup. Mereka tercari-cari identiti yang mana satu hala yang hendak diikuti. Mereka tiada matlamat yang hendak dicapai.Nilai-nilai pegangan asas iaitu agama (kalau ianyaMelayu- Islam) sudah tidak lagi sebati dalam hidupmereka. Mereka sedang mencari sesuatu. Dalam pencarianitu, yang tidak baik itulah yang menjadi pilihan mereka. Dengan sebab itu kita lihat bermacam-macam perkara yang merosakkan berlaku. Ada yang terjebak dengan Black Metal, seks bebas, penyalahgunaan dadah, rogoldan sebagainya.

Apa yang menyedihkan kebanyakannya berlaku kepada mereka dalam usia remaja yang gagal peperiksaan (SPM). Gagal SPM tidak beerti gagal dalam hidup. Masih banyak peluang yang menanti. Pokoknya, jangan mudah putus asa.

Bagi pelajar yang masih bersekolah, menurut kajian yang dibuat juga 80% daripada pelajar-pelajar di sekolah menengah tidak mendirikan solat. Kalaulah kajian ini benar, sudah tentu, harapan pemimpin kita untukmelihat Wawasan 2020 tercapai masihsamar. Oleh itusebelum keadaan lebih teruk lagi berlaku kerajaan kenapantau atau mengambil tindakan yang bersesuaian denganpermasalahan ini. Kalau tidak negara kita nanti akan menghadapi krisis identiti. Ini kerana sesebuah Negara dikenalikeranaidentitinya. Berbanding negara-negara lain contohnya negara

Vietnam, Thailand, Filipina, Jepun masing-masing tebal dan bangga dengan budaya dan cara hidup mereka. Sepatutnyaremaja Melayu mesti bangga dan berbesar hati dengan identiti orang Melayu. Tetapi itu tidak kelihatan.Mereka dengan mudah mengambil pengaruh dari barat sedangkan mereka tahu pengaruh dari Barat itu tidak eloktetapi 'kita' sengaja membiarkan perkara ini berlaku. Cuba lihat televisyen kebanyakan programnya berbentuk hiburan (kebaratan), filem-filem barat, sudahlah ekonomi dikuasai oleh barat.

Saya sedih orang kita khususnya remaja terlalu mudahmenerima pengaruh dari luar. Mana jati diri sebagairemaja Melayu, Cina atau India? Saya juga berasa pelikmengapa pengaruh dari luar ini diterima begitu pantas, cepat dan diterima secara bulat-bulat. Apakah kita kekurangan budaya dan jati diri sehingga terpakso cedok orang lain punya.

Misalnya muzik. Boleh dikatakan 98% remaja dan anak muda kita menyukai dan meminati muzik rentak barat. Apaistimewanya RAP, Heavy Metal, Hip Hop, RnB, kalaudibandingkan dengan lagu asli seperti Inang, Zapin,Joget, Keroncong yang sudah menjadi identiti kita. Ia bukan sahaja lembut tetapi begitu syahdu danmengasyikkan bila didengar. Kenapa lagu-lagu sepertiitu tidak mahu ditonjolkan. Kenapa kita perlu cedok budaya orang lain sedangkan kita ada budaya kitasendiri. Sepatutnya bila pelancong-pelancong datang, kita kena tunjukkan budaya dan identiti kita sendiri yang penuh kesopanan, nilai-nilai kelembutan. Di situlah kekuatan kita seperti apa yang dilakukan oleh negara China, Jepun, Thailand, Vietnam dan sebagainya.Mereka tetap mengutamakan ciri-ciri seni budaya yang diguna pakai sejak zaman dulu. Bukan berbangga dengan budaya dan cara hidup barat.

Contoh, Kerajaan Melaka 600 tahun, sebuah kerajaan yang hebat, terkenal di seluruh dunia. Kerajaan Melaka terkenal kerana Bangkit kerana pengaruh Islam yang menunjangi kekuatan budayanya. Dunia tidak kenal kerajaan Melaka sebelum kerajaan Melaka menerima Islam. Tetapi bilamana kerajaan Melaka menerima Islam, secara otomatik, kerajaan Melaka terangkat. Inilah kekuatan Islam. Tetapi hariini kita sedih kerana generasi kita lupa kepadasejarah. Kita ambil budaya dari luar. Inilah kegagalankita dalam memahami sejarah peradaban bangsa di dunia. Di Negara lain, sejarah tetap diingat sampai bila-bila dan cuba diulangi kegemilangannya.

Untuk menuju ke arah itu kita perlu ada persediaan yang rapi terutama mengenai kekuatan jati diri yang acuannya mestilah mengikut bangsa kita sendiri. Untuk itu kita perlu ada lima asas penting yangmenjadi tonggak dalam membentuk jati diri.

Pertama -Pegangan yaitu:

Agama hendaklah menjadi pegangan dan asas dalam kehidupan kerana agamalah yang memartabatkan kehidupan dan tamadun manusia. Tanpa agama, manusia akan terumbang ambing tanpa haluan dituju. Justeru, dengan asas yang kukuh ini, para remaja boleh membawa diri ke mana jua mereka pergi. Bagi orang Melayu Islam. Bila kita ada pegangan, kita akan redha setiap apa yang diberikan oleh Allah sama ada ketentuan baik atau burukKita tidak akan keluh kesah atau kesal di atas apa yang berlaku. Tetapi kalaulah sebaliknya, sudah pastilahkita akan mencari jalan mudah atau jalan yang tidakbaik. Contohnya gagal dalam peperiksaan, cara mudah mengatasinya hisap dadah, berpoya-poya dan sebagainya. Kerana itu kita perlu ada pegangan.

Kedua- Perjuangan- merdeka diri dari jiwa hamba, hamba kepada anasir yang merosakkan (pengaruh barat). Remaja mesti berjuang memerdekakan jiwa hamba, maksud saya hamba kepada kepada perkara negatif dan pengaruh barat yang amat mudah meresap dalam jiwa mereka. Jadi remaja Islam yang berjiwa merdeka, bebas dari sebarang kemungkaran dan kejahatan. Kita tidakakan sesekali mudah menerima perkara-perkara yangbertentangan dengan cara hidup, budaya kita.

Ketiga – Hubungan - yang sering dikaitkan dengan bahasa. Hubungan manusia diperindahkan lagi melalui bahasa. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi dan berdakwah. Bahasa lambang jati diri setiap bangsa. Bangsa sendiri hendaklah pertahankan agar ia tidak lenyap ditelan zaman.

Kita mesti mengagongkan bahasa kita. Orang Melayu bahasanya Bahasa Melayu. Sementara tulisannya adalahtulisan Jawi. Tetapi apa yang berlaku sekarang, tulisan jawi kita telah kuburkan dan bahasa kita sedang menuju ke arah kehancuran. Kalau begitu di manabahasa kita yang melambangkan sebagai alat penghubungkita sebagai bangsa Melayu dan juga sebagai alatperpaduan. Kalau kita tidak mempertahankan dan memperbaiki apa yang berlaku, acuan yang telah sediaada dalam jati diri atau identiti remaja terbantut.Bahasa tidak akan jadi lagi sebagai lambang yangmenunjukkan sesuatu bangsa itu. Contohnya banyak iklan-iklan yang kita lihat tidak melambangkan bahasadan budaya hidup kita. Bila remaja melihat semua ini,dia keliru dan dia hanya mengambil mana yang dia rasa sesuai dengan jiwanya. Tetapi apa yang saya nampak sekarang DBP sedang mengorak langkah yang cukup bijak agar bahasa dantulisan jawi dihidupkan semula.

Keempat- Hiasan- seni dan adab. Keindahan kehidupan manusia diserikan lagi dengan hiasan seni dan adab. Orang Melayu mempunyai seni dan adab yang amat baik dan lembut. Kehalusan seni termasuk hiburan adalah kekayaan Melayu Islam. Saya hairan kenapa kita berbangga menyanyikan lagu rentak barat seperti rock, heavy metal, rap, RNB, hip hop dan sebagainya. Tetapi kita tidakbanggamenyanyikanlagu Melayu sering dikaitkan dengan seni danadab. Pada saya seni dan adab yang ada pada orang Melayucukup cantikdan halus kalau ianya dipamerkan.

Contohnya cara duduk, cara bergaul sesama mahram, caramenghormati orang tua semua itu melambangkan peribadiyang sopan dan halus. Hiasan hidup ini kalauditambahkan lagi dengan cara hidup Islam ianya akan menjadilebih indah. Kalau boleh kita tidak mahu semua benda ini pupus.

Kelima- Susunan- dikaitkan dengan budaya.Budaya Melayu sememangnya sesuatu yang indahCara orang Melayu berpakaian, bercakap, bergaul danSebagainya. Sekiranya digabungkan kelima-limanya sekali akan terserlahlah keindahan, kecantikan pada orangkita. Ini kerana semua perkara ini kurang ada padabangsa lain. Mereka sudah dipengaruhi olehcara hidup orang barat.

Apa yang saya lihat, para pemimpin yang ada sekarangini nampaknya sudah mulai sedar. Misalnya tulisan Jawi cuba diselamatkan dengan menghidupkan semulapenggunaannya. Begitu juga dengan Bahasa Melayu, dipertahankan kerana ianya tunjang dan menjadi bahasarasmi negara. Kesedaran pada kerajaan juga sudah mulai ada. Mereka nampaknya cuba mendaulatkan semula tulisanjawi yang menjadi sendi kepada kedaulatan negara. Dalam hal ini kesemua perkara yang menjadi sendkepada kedaulatan negara itu perlu ditegakkan dan didaulatkan agar ianya menjadi ikutan kepada remaja.Misalnya dalam kursus-kursus bina semangat yang manaianya dihadiri oleh para remaja.

Kedua- kecantikan, kehalusan dan kelembutan agama Islam itu sendiri mereka tidak praktikkan. Mereka tahuperlunya agama dan setiap apa yang disuruh oleh agamaitu perlu dilakukan tetapi mereka tidak mahu ikut.Contohnya orang perempuan wajib pakai tudung bagi menutup aurat. Kenapa mesti ada alasan kalau dahberkahwin nanti baru nak pakai tudung, kenapa tidaksekarang sedangkan dia tahu benda tu wajib. Kalautidak tahu kenapa dia bercakap nanti lepas berkahwin. Ini menandakan dia tahu tetapi sengaja buat-buat taktahu. Perkara seperti inilah yang saya katakanpemahaman yang sesat lagi menyesatkan. Mereka telahmenyimpang dari arah asal kecualilah kalau mereka inijahil tentang agama. Dalam hal ini kita kena buatkalau tidak buat itu bahaya.

Begitu juga orang kata nak 'enjoy' . Kalau ikutkanboleh 'enjoy' 24 jam tetapi mengikut orang kita kalaudikatakan 'enjoy' kena pergi berhibur di 'nite club',panggung wayang, siber cafe dan sebagainya yang membuatkan pergaulan bebas lelaki perempuan.Sebenarnya 'enjoy' ni buat 'something' yang manusiasuka dan Tuhan suka yang tidak bertentangan denganfitrah manusia dan bercanggah dengan cara hidup kita.

Bukan seperti menyertai Black Metal, bercampur bebaslelaki perempuan, mengamalkan seks bebas, pijak quran,pakaian yang tidak melambangkan ciri-ciri budaya kita.Apakah itu yang kita kehendaki.

Ketiga sikap tidak kisah ibu bapa, satu isu yang basi.Sepatutnya sebagai ibu bapa kita perlu mengambil beratakan kehidupan anak-anak. Bukan lepas tangan semata.Dalam hal ini kita ambil contoh tentang jari kita yanglima ini. Kenapa orang tua dulu-dulu menamakan jari kita dengan nama jari kelingking/anak jari, jari manis, jarihantu, jari telunjuk dan ibu jari. Sebenarnya adacerita disebaliknya. Jari kelingking atau anak jaridiumpamakan anak kita di peringkat umur bayi sehingga 10 tahun. Sebagai bayi dan kanak-kanak pada peringkatini, kita pkena bermain-main dengan mereka, ia perlu juga dibelai, dimanja dan diberi perhatianyang khusus. Jari manis, peringkat anak di alamremaja. Di peringkat ini anak-anak diumpamakanberdarah manis. Ia perlukan pengawasan yang rapi dandisiplin diri. Waktu ini anak gadis kita sering diambil kesempatan oleh golongan tertentu. Misalnya, kes-kes cabul, rogol dan sebagainya. Mereka masih belum boleh diharap. Remaja lelaki pula kalau tidak dikawal boleh terjebak ke lembah masiat dan perkara-perkara yang tidak diingini. Justeru, ibubapa hendaklah mengambil berat dan memerhatikan pergerakan mereka. Selalu telefon di rumah, Tanya apa dia buat, dah sembahyang ke belum. Kalau tengok internet, apa yangdilayarinya.

PERKEMBANGAN DAN MASALAH KOGNITIF REMAJA

Apabila memasuki lingkungan umur sebelas tahun, piaget menyatakan perkembangan kognitif manusia masuk tahap yang akhir, iaitu operasi formal. Kanak-kanak yang memasuki tahap ini berupaya berfikir dengan logik serta memahami konsep-konsep yang abstrak.

Tahap kognitif ini membolehkan para remaja berfikir tentang fikiran itu sendiri, mempelajari tatabahasa yang kompleks,konsep matematik seperti algebra dan mengendalikan tugas mental dengan menggunakan konsep serta fikiran yang kompleks.

Satu lagi perubahan kognitif remaja yang agak ketara ialah pemikiran egosentrisme remaja ( adolescence egocentrism) yang disarankan oleh Elkind,(1967). Remaja sering mengubahsuaikan persepsi tentang kebenaran alam.

Mereka sering merasai yang perhatian umum sentiasa tertumpu kepada diri, tingkahlaku, perbuatan dan sifat mereka. Elkind mengatakan bahawa para remaja sering mengada-adakan bayangan sekelompok manusia yang akan mengkritik segala tingkah lakunya sedangkan ini hanyalah bayangan pesepsi mereka yang dikuasai oleh egosentrisme remaja.

PERKEMBANGAN EMOSI SOSIAL

Perhubungan mereka dengan ibu bapa, keluarga, kawan-kawan sebaya dan hubungan percintaan amatlah rumit kerana pada masa ini, para remaja mengalami satu proses kesedaran kendiri.

Mereka sering memikirkan tentang pandangan dan pendapat orang lain tentang dirinya sendiri dan mereka sering bertukar pendirian, pendapat, ideologi dan kawan-kawan.

Erikson menyatakan bahawa remaja mengalami konflik sosial diantara pengertian identiti diri dengan kekeliruan peranan yang ada padanya. Remaja akan bertanyakan ‘siapakah saya’, ‘apakah tujuan hidup ini’ dan ‘kemanakah arah sendiri’.

Dalam mencari identiti, remaja mempunyai keinginan untuk bebas daripada kongkongan ibu bapa, untuk berdikari dan untuk membuat apa-apa yang disukainya tetapi dalam masa yang sama memerlukan bimbingan terutamanya dari segi kewangan dan tempat tinggal.

Apa yang ketara sekali para remaja cenderung untuk berpisah dengan ibu bapa mereka kerana mengaggap kawan-kawan sebayanya adalah lebih penting. Kawan-kawanlah tempat mereka berkongsi pandangan serta bertukar-tukar fikiran serta pendapat. Disamping itu hubungan percintaan juga amat penting bagi remaja.

Segala apa yang dilakukan oleh rakan-rakan mereka adalah betul dan apa yang penting di sini ialah proses identifikasi kepada norma-norma kumpulan kerana identity kumpulan adalah identiti mereka.

ISU-ISU BERKAITAN DENGAN REMAJA

Pada masa ini kita dapati ramai anak-anak remaja yang menghabiskan masa dengan kegiatan yang tidak berfaedah, iaitu berkumpul di pusat-pusat hiburan, menghisap rokok, bersiar-siar di Bandar dan sebagainya. Sesetengahnya ada yang terlibat dengan penyalah gunaan dadah, mencuri, memasuki kumpulan haram dan kegiatan perlacuran.

Terdapat juga remaja yang terlalu taksub dengan dunia percintaan. Dalam hal ini mereka selalu menyamakan di antara persahabatan dengan percintaan dan seterusnya percintaan dengan seks. Ramai di antara mereka terlibat dalam perbuatan-perbuatan yang sumbang dan bersalahan di sisi agama.

Ada juga yang menganggap jika terlalu tumpu pada pelajaran, mereka tidak berkesempatan bergaul mesra dengan rakan-rakan sebaya mereka. Hal ini menyebabkan mereka tercicir di dalam pelajaran mereka.


MASALAH REMAJA LARI DARI RUMAH

Masalah remaja lari daripada rumah bukanlah sesuatu yang baru. Pelbagai usaha telah dilakukan demi membendung gejala ini dari berleluasa. Kebanyakkan remaja yang lari dari rumah mengikut kajian Polis Bukit Aman (November 1992/1993) ialah berumur di antara 14- 18 tahun.

Faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak remaja lari dari rumah:


  1. Terasa malu dengan keluarga kerana sesuatu kegagalan.

  2. Krisis dengan keluarga. Sesetengah keluarga ingin mengawal pergerakan dan pergaulan anak-anak.

  3. Tidak dapat kasih sayang yang sepenuhnya daripada ibu bapa sewaktu kecil.

  4. Remaja mengalami tekanan jiwa kerana gagal memenuhi kehendak ibu bapa terhadap pencapaian pelajaran.

  5. Rosak akhlak dan pernah menjadi mengsa rogol.

  6. Degil dan tidak mendengar nasihat yang berguna daripada ibu bapa. Oleh itu ramai yang merajuk dan membawa diri.

  7. Kemiskinan keluarga menyebabkan ramai yang mencari peluang pekerjaan di Bandar.

  8. Terpengaruh dengan pujuk rayu teman.

  9. Ditipu dengan ejen sosial yang berpura-pura untuk mendapatkan pekerjaan.

  10. Sengaja ingin mendapatkan keseronokan dan kebebasan kehidupan di Bandar.

Bagaimanapun terdapat juga para remaja yang pandai menjaga diri dan sanggup bekerja setimpal dengan kelulusan mereka. Ibu bapa perlu memainkan peranan penting bagi mencegah berlakunya masalah ini dari berleluasa.

http://www.psikologiperkembangan-remaja.blogspot.com/

CARA-CARA MELAYANI DAN MENGATASI PERGOLAKAN JIWA REMAJA

Ibu bapa bertangungjawab untuk memberi pendidikan agama yang secukupnya kepada anak-anak remaja. Ibu bapa perlu peka dengan permasalahan konflik jiwa remaja dan sering menaihati mereka. Ibu bapa dan guru perlu mengelakkan pilih kasih semasa membimbing remaja.

Anak remaja yang di alam percintaan ibu bapa bertanggungjawab menyelidiki pasangannya itu.


Ibu bapa perlu memahami ilmu tentang jiwa remaja

Jangan meletakkan harapan yang tinggi kepad anak remaja tetapi sentiasa memberi dorongan dan semangat dengan kebolehan yang sesuai dengan mental mereka.

Wujudkan komunikasi yang baik antara ibu bapa dan remaja itu sendiri agar tiada jurang. Berikan peluang kepada remaja untuk melontarkan idea mereka.

SEKSUALITI REMAJA

Pertumbuhan intelelektual, moral serta spiritual biasanya diiringi dengan kemunculan seksualiti mereka. Sarrel dan Sarrel (1979) menamakan konsep ini sebagai sexual unfolding. Remaja membentuk identifikasi seksual dan meningkatkan keupayaan terhadap kematangan emosi dan seksual:

  1. Perubahan peringkat pada tubuh badan

  2. Kemampuan untuk mengatasi atau mengubah perasan bersalah, kebimbangan zaman kanak-kanak terhadap pemikiran dan tingkah laku sosial.

  3. Peleraian satu iktan emosi yang utama dengan ibu bapa atau penjaga

  4. Belajar mengenai keseronokan erotik atau rasa berahi dan ketidakselesaannya serta mampu membincangkan soal ini dengan teman-teman.

  5. Penyelesaian konflik dan kekeliruan mengenai orientasi seksual.

  6. Peningkatan sebagai seorang yang berkemampuan seksual dan kedudukan seks dalam kehidupan.

  7. Ke arah tanggungjawab terhadap pasangan, diri, dan masyarakat

  8. Peningkatan keupayaan dalam bentuk kasih sayang.



HUBUNGAN SEKS LUAR NIKAH

Pengalaman pertama remaja biasanya dipenuhi dengan perasaan cemas, takut dan kerisauan. Hal ini kadang-kadang terbawa sehingga ke peringkat pertengahan dan akhir remaja.

Dalam kajian tahun 1980 Zelnick dan Kantner melaporkan bahawa lebih daripada 50% remaja Amerika syarikat pernah melakukan hubungan seks.

Secara puratanya di sekitar usia 16 tahun. Tidak menjadi sesuatu yang luar biasa untuk mendapati remaja berusia 13 dan 14 tahun aktif secara seksual dalam melakukan hubungan kelamin.

Satu perkara yang tidak dapat dielakkan apabila remaja menggunakan kegiatan seksual sebagai cara untuk menarik perhatian masyarakat atau ibu bapa.

Penyakit pindahan seksual juga dikenali dengan nama panggilan singkatan STD.

Amerika, gonorea lebih biasa dihadapi oleh golongan remaja belasan tahun daripada kelompok kelas pertengahan. Siflis pula ebih ketara di kalangan remaja daripada kelompok rendah. Usia jangkitan paling tinggi ialah kepada mereka yang berusia antara 15-24 tahun.


BEBERAPA MASALAH BERKAITAN REMAJA

Para remaja dikatakan menghadapi masalah menerima bentuk tubuhnya yang baru. Disamping masalah psikologikal ini, para remaja juga menghadapi masalah-masalah yang berbentuk fisiologikal yang perlu mereka atasi sendiri.

Bagi remaja wanita, haid adalah sesuatu proses yang normal tetapi seringkali menyebabkan ketidakselesaan pada mereka. Kadangkala ia berlaku dengan diiringi oleh perasaan seperti kemurungan, keletihan, kelesuan dan kemarahan.

Satu lagi masalah yang dihadapi oleh remaja ialah masalah berat badan. Masalah ini terjadi dalam dua bentuk, pertama ialah keadaan badan yang gemuk dan kedua, keadaan badan yang terlalu kurus. Bagi remaja yang tidak dapat mengawal kehendak makanan, mereka akan menghadapi masalah Bulimia.

Beberapa masalah kecil sentiasa menjadi tumpuan kepada remaja. Ketumbuhan jerawat sering berlaku di zaman remaja dan mereka amat sensitif akan perkara ini. Jerawat merupakan sesuatu yang menghodohkan rupa mereka dan perkara ini sering di perbesar-besarkan.

Bentuk-bentuk Konflik Remaja - Ibu bapa

Konflik di antara remaja dan ibu bapa wujud dalam pelbagai bentuk. Konflik ini boleh dalam bentuk konflik peribadi, sosial, aktiviti di rumah atau di sekolah, disiplin dan sebagainya. Dalam membincangkan konflik remaja dengan ibu bapa ini, sering bertindan lapis dengan istilah jurang generasi (generation gap). Sebenarnya istilah ini merujuk kepada konflik remaja dengan ibu bapa kerana ibu bapa sebagai generasi yang lebih tua seolah-olah tidak dapat menerima kenyataan bahawa generasi muda merupakan golongan yang akan memasuki tahap dewasa. Akibat penolakan hakikat yang sebenarnya maka timbullah jurang generasi atau konflik antara remaja dengan ibu bapa. Antara konflik remaja dengan ibu bapa ialah konflik kasih sayang, konflik kebebasan, konflik own rights dan other right, dan konflik rakan sebaya.

Aku menyayangi sahabatku dengan segenap jiwaku. Sahabat yang baik adalah yang seiring denganku dan menjaga nama baikku ketika aku hidup atau selepas mati. Kuhulurkan tangan kepada sahabatku untuk berkenalan kerana aku akan berasa senang. Semakin ramai sahabat, aku semakin percaya diri. Aku selalu berharap mendapat sahabat sejati yang tidak luntur dalam suka dan duka. Jika aku dapat, aku akan setia padanya…..“ Imam Shafie”

Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, waktu, kerana membaca itu sumber hikmah, menyediakan waktu untuk tertawa, kerana tertawa itu muziknya jiwa, menyediakan waktu untuk berfikir, kerana berfikir itu pokok kemajuan, menyediakan waktu untuk beramal kerana beramal itu pangkal kejayaan, menyediakan waktu untuk bersenda kerana bersenda itu akan membuat muda selalu dan menyediakan waktu untuk beribadat kerana beribadat itu ialah ibu daripada segala ketenangan jiwa.


Jika kelmarin tersungkur,
Tapi hari ini….
Bangunlah dari lena kealpaan,
Tegak di atas tugu perjuangan,
Melangkah di atas landasan pertimbangan,
Mara di atas dasar kesedaran,
Berlari di atas sinar keyakinan.
Janganlah hendaknya kecintaan anda terhadap sesuatu itu membuatkan anda menjadi lupa dan kebencian anda terhadap sesuatu itu membuatkan anda menjadi hancur. “Umar Al-Khatab”

Orang yang berilmu itu menyedari bahawa:
1) Timbulnya keinsafan dari kemahuan
2) Timbulnya kemahuan dari keinginan
3) Timbulnya keinginan dari kepercayaan
4) Timbulnya kemajuan dari perubahan
5) Timbulnya kepandaian dari kerajinan
6) Timbulnya kesihatan dari kebersihan
7) Timbulnya cinta dari mata
8) Timbulnya dengki dari iri hati
9) Timbulnya kekuatan dari persatuan

Mengata diri anda lemah sebelum benar-benar terbukti anda lemah adalah kelemahan anda yang paling lemah.


Tiap sesuatu itu ada penyakitnya:-
Penyakit bicara adalah bohong
Penyakit ilmu adalah lupa
Penyakit ibadah adalah riak
Penyakit budi pekerti adalah memuji diri
Penyakit berani adalah takut
Penyakit pemurah adalah menyebut pemberian
Penyakit cantik adalah sombong
Penyakit bangsawan adalah membangga diri
Penyakit malu adalah lemah
Penyakit mulia adalah kedekut
Penyakit agama adalah hawa nafsu

http://www.psikologiperkembangan-remaja.blogspot.com

Selasa, 18 Maret 2008

tugas bimbingan konseling






.: Selasa, 18 March 2008 :.


















2007-04-22
Bahaya di Balik Teknologi Laser

2007-03-15
Presiden Dorong ICT Pendidikan




Bimbingan Konsulen
Guru Pembimbing :
  1. Dra. Zulmadini Abidin
  2. Dra. Elisabeth Matulesy
  3. Dra. Mardiana Ilam
  4. Dra. Triyatun
  5. Takdir Firman Nirwana, S.Psi

Ruang ini dapat Anda gunakan untuk berkonsultasi dengan Guru BK Click Form

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.

TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

  1. Fungsi Pemahaman
  2. Fungsi Pencegahan
  3. Fungsi Pengentasan
  4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
  5. Fungsi Advokasi

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

  1. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (1) non diskriminasi, (2) individu dinamis dan unik (3) tahap & aspek perkembangan individu, (4) perbedaan individual.
  2. Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu; (1) kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya, (2) kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
  3. Prinsip berkenaan dengan program layanan; (1) bagian integral pendidikan, (2) fleksibel & adaptif (3) berkelanjutan (4) penilaian teratur & terarah
  4. Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1) pengembangan individu agar mandiri (2) keputusan sukarela (3) ditangani oleh profesional & kompeten, (4) kerjasama antar pihak terkait, (5) pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran

ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING

  1. BK merupakan pelayanan psiko-paedagogis dalam bingkai budaya Indonesia dan religius.
  2. Arah BK mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas perkembangannya secara optimal.
  3. Membantu siswa agar mampu mengatasi berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambat perkembangannya.

VISI BIMBINGAN DAN KONSELING
Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan YME, sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta.

MISI BIMBINGAN DAN KONSELING
Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif, dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karir dalam:

  1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME;
  2. Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan;
  3. Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual;
  4. Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ, dan SQ; dan
  5. Pengaktualisasian diri secara optimal.

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMA

  1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME;
  2. Mencapai kematangan dalam hubungan antar teman sebaya, serta peranannya sebagai pria atau wanita;
  3. Mencapai kematangan pertumbuhan Jasmani Sehat;
  4. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas;
  5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir;
  6. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri baik secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi;
  7. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara;
  8. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi seni;
  9. Mencapai kematangan dalam etika sistem dan nilai.

PROFIL KOMPETENSI LULUSAN SMA

ASPEK AFEKTIF
Siswa memiliki :

  1. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama masing-masing.
  2. Memiliki nilai-nilai etika dan estetika.
  3. Memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi dan humaniora.

ASPEK KOGNITIF
Menguasai ilmu, teknologi dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

ASPEK PSIKOMOTOR

  1. Memiliki keterampilan berkomunikasi, kecakapan hidup dan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal, regional, maupun global.
  2. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari.

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MELALUI BIMBINGAN KONSELING

  1. Perhatikan masing-masing butir tugas-tugas perkembangan siswa SLTA dan profil lulusan SLTA
  2. Kembangkan butir tersebut kedalam bidang-bidang Bimbingan Konseling (Pribadi, Sosial, Belajar, Karir)
  3. Rumuskan setiap pengembangan butir ke dalam bentuk kompetensi-kompetensi yang diharapkan
  4. Tentukan materi yang akan diberikan untuk mencapai kompetensi yang telah dirumuskan
  5. Pilihlah kegiatan layanan, kegiatan pendukung dan penilaian yang relevan dengan kompetensi.

1. BIMBINGAN PRIBADI SISWA SLTA

  1. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif.
  3. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta dalam penyaluran dan pengembangannya.
  4. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
  5. Pemantapan kemampuan dalam mengambil keputusan.
  6. Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
  7. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.

2. BIMBINGAN SOSIAL SISWA SLTA

  1. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif.
  2. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif.
  3. Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di rumah, sekolah, tempat bekerja maupun dalam masyarakat.
  4. Pemantapan kemampuan pengembangan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya baik di lingkungan sekolah yang sama maupun di luar sekolah.
  5. Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi sekolah dan upaya pelaksanaanya secara dinamis serta bertanggung jawab.
  6. Orientasi tentang hidup berkeluarga.

3. BIMBINGAN BELAJAR SISWA SLTA

  1. Pemantapan sikap dan kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif, efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi.
  2. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.
  3. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.
  4. Pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat secara luas.
  5. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.

4. BIMBINGAN KARIR SISWA SMA

  1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan
  2. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan
  3. Pemantapan pengembangan diri berdasarkan IQ, EQ dan SQ untuk pengambilan keputusan pemilihan karir sesuai dengan potensi yang dimilikinya
  4. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kepentingan hidup
  5. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan

PENGENALAN DIRI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGEMBANGAN DIRI DAN KARIR

  1. Siswa mengenal dan memahami siapa dirinya.
  2. Siswa mengenal dan memahami lingkungannya, meliputi lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, sosial, budaya dan masyarakat.
  3. Pengenalan dan pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan itu dikerahkan untuk pengembangan diri siswa dalam segenap aspek pribadinya, termasuk pegembangan arah karir yang hendak diraihnya dimasa yang akan datang.

LAYANAN ORIENTASI
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan yang baru dimasuki, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu

LAYANAN INFORMASI
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.

LAYANAN PEMBELAJARAN
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (di dalam kelas, kelompok belajar, program studi, program latihan, magang, ko/ekstra kurikuler, dll) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya.

LAYANAN KONSELING PERORANGAN
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang dideritanya.

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Layanan BK yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan diri baik sebagai individu maupun sebagai siswa, dan untuk pengembilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.

LAYANAN KONSELING KELOMPOK
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan masalah yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING

  1. APLIKASI INSTRUMENTASI BK (TES/ NON-TES)
  2. HIMPUNAN DATA (PRIBADI SISWA, PRESTASI, OBSERVASI, ABSENSI, CATATAN KEJADIAN)
  3. KONFERENSI KASUS
  4. KUNJUNGAN RUMAH
  5. ALIH TANGAN KASUS

APLIKASI INSTRUMENTASI
Kegiatan pendukung BK untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.

HIMPUNAN DATA
Kegiatan pendukung BK untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.

KONFERENSI KASUS
Kegiatan pendukung BK untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai fihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

KUNJUNGAN RUMAH
Kegiatan pendukung BK untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.

ALIH TANGAN KASUS
Kegiatan pendukung BK untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut

KETENAGAAN DALAM PENGELOLAAN PROGRAM BK
Guru BK:
Konselor, adalah guru yang berlatar-belakang pendidikan BK yang melakukan: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi/ penilaian, analisis, dan tindak lanjut program dan kegiatan layanan BK.
Guru Pembimbing, adalah Konselor dan Guru yang ditugaskan dalam penyelenggaraan bimbingan.
Guru Mata Pelajaran, adalah mitra kerja Guru BK dalam pelaksanaan program BK.
Wali Kelas, adalah mitra kerja dalam pelayanan BK. Kepala Sekolah, adalah penanggung jawab menyeluruh kegiatan sekolah, termasuk kegiatan BK.

PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Didasarkan KEBUTUHAN NYATA siswa LENGKAP dan MENYELURUH (memuat segenap fungsi BK) SISTEMATIS (disusun menurut urutan logis, singkron, dan tidak tumpang tindih). TERBUKA dan LUWES (mudah menerima masukan tanpa harus merombah program secara menyeluruh) Memungkinkan KERJASAMA dengan pihak terkait lDimungkinkan PENILAIAN dan TINDAK LANJUT.

PERMASALAHAN
Penyusunan Program BK, tidak didasarkan pada kebutuhan nyata siswa. Pelaksanaan Program BK

  1. Tidak adanya jam masuk kelas
  2. Kurangnya sarana dan prasarana
  3. Masih adanya tugas-tugas yang mestinya bukan tanggung jawab guru BK.
  4. Belum adanya kepercayaan terhadap guru BK
  5. Penilaian BK, masih bervariasinya sistem penilaian dalam BK.

CONTOH PENGEMBANGAN SILABUS
Tugas perkembangan I
Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
Bidang Bimbingan Pribadi
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Rumusan Kompetensi :
Memahamin secara lebih luas dan mendalam kaidah-kaidah ajaran agama yang dianutnya.
Materi Pengembangan Kompetensi
Macam-macam kaidah ajaran agama.
Kelas : X – XII
Kegiatan Layanan : Orientasi dan Informasi
Kegiatan Pendukung : Aplikasi Instrumentasi, Himpunan Data
Penilaian : Laijapen, Laijapan
Keterangan : Bekerjasama dengan Guru Agama


Sekolah Menegah Atas Negeri 42 Jakarta
Diperbarui terakhir 15 April 2007, sampaikan saran kepada webmaster@sman42-jkt.sch.id

UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

SILABUS

Nomor : 05

Mata Kuliah : Perencanaan Pengajaran

Kode Mata Kuliah : PPB585

Bobot : 3 SKS

Dosen : Drs. H. Dadang Gojali (0323)

Drs. Uman Suherman A.S., M.Pd. (0898)

Ipah Saripah, S.Pd. (2058)

Program Studi : S-1 Bimbingan dan Konseling

Prasyarat : Lulus mata kuliah Strategi Belajar-Mengajar,

Psikologi Umum, Pengantar BK, dan Evaluasi

Pendidikan.

Waktu Perkuliahan : Semester Genap (6).

A. Deskripsi Mata Kuliah

Perkuliahan ini menguraikan beberapa materi sebagai berikut: Orientasi perkuliahan, Konsep Dasar Pendidikan dan Pengajaran, Peranan Guru dan Konselor dalam Proses Pendidikan, Profil Kompetensi Guru dan Konselor, Keterampilan-Keterampilan Proses dalam Pengajaran, Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Siswa, Penyusunan Satuan Layanan Kegiatan Bimbingan dan Pengajaran, Simulasi Layanan Bimbingan dan Pengajaran, Praktik Lapangan Bimbingan dan Pengajaran, Seminar Laporan Praktik Lapangan Bimbingan dan Pengajaran, dan Review Perkuliahan

B. Tujuan Perkuliahan

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dalam merencanakan dan mengelola pembelajaran secara mikro melalui berbagai seting kelompok dan individual.

C. Pengalaman Belajar

Untuk mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan perkuliahan perlu dilakukan dengan empat tahap kegiatan sebagai berikut :

1. Pemberian pemahaman konsep pendidikan dan pembelajaran

2. Pemberian penguasaan keterampilan perencanaan kegiatan pembelajaran

3. Pemberian keterampilan pengelolaan proses pembelajaran melalui pengajaran mikro

4. Pemberian keterampilan pengelolaan proses pembelajaran melalui praktik lapangan di sekolah.

D. Uraian Pokok Bahasan Setiap Pertemuan

1. Orientasi perkuliahan,

2. Konsep Dasar Pendidikan dan Pengajaran,

3. Peranan Guru dan Konselor dalam Proses Pendidikan,

4. Profil Kompetensi Guru dan Konselor,

5. Keterampilan-Keterampilan Proses dalam Pengajaran,

6. Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Siswa,

7. Penyusunan Satuan Layanan Kegiatan Bimbingan dan Pengajaran,

8. Ujian Tengah Semester (UTS)

9. Simulasi Layanan Bimbingan dan Pengajaran,

10-14.Praktik Lapangan Bimbingan dan Pengajaran,

15. Seminar Laporan Praktik Lapangan Bimbingan dan Pengajaran,

16. Review Perkuliahan

17. Ujian Akhir Semester (UAS)

E. TUGAS-TUGAS PEREKULIAHAN

  1. Resume Mingguan (Individual)
  2. Pembuatan Clipping Materi Layanan Bimbingan
  3. Observasi Layanan Bimbingan dan Pengajaran di Lapangan
  4. Studi Kebutuhan Siswa
  5. Penyusunan Satuan Layanan Bimbingan dan Pengajaran
  6. Simulasi Pengajaran Mikro
  7. Praktek Layanan Bimbingan dan Pengajaran di Sekolah
  8. Pelaporan dan Seminar Lapangan
  9. Pengembangan Layanan Informasi Melalui Audio Visual.

F. PENILAIAN AKHIR

  1. UAS (4); UTS (3); Laporan Individual (2); Resume Kelompok/Mingguan (1)
  2. Keterlambatan Pemasukkan Tugas, nilai akan dikurangi 1(satu)
  3. Absen 3 kali berturut-turut dianggap mengundurkan diri, kecuali memiliki surat keterangan .
  4. Kehadiran kurang dari 80% tidak diperkenankan ujian akhir.
  5. Nilai bergerak mulai A s.d E (Tidak ada BL).
  6. Terlambat lebih dari 15 menit dianggap absen.

G. SUMBER-SUMBER

1. Kurikulum BK SMP dan SMA Berbasis Kompetensi, tahun 2004

2. UU SISDIKNAS (Diknas, 2003)

3. Developmental Counseling and Guidance: A Comprehensive School Approach, ( Dickmeyer, Don and Caldwell, Edison, 1970)

4. Guidance and Counseling in Elementary School and Midle School (Muro,J. James and Kottman, Terry, 1995)

5. Depdikbud, Keterampilan dalam Proses Pembelajaran

6. A Guide to Teaching Practice, (Cohen Louis and Manion Lawrence, New York: Methuen, 1984).

7. Mengoptimalkan Interaksi Pembelajaran, (Uman S, 2002)